Dua korban bernama Yefta Seubelan, 52, dan Elgi Nokas, 14, ditemukan dalam kondisi tergenang air sedalam 20 sentimeter di persawahan serta terdapat luka bakar di dada dan kepala. Kapolres Kupang AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata mengatakan korban pergi ke sawah yang berjarak 500 meter dari permukiman untuk memindahkan ternak sekitar pukul 16.00 Wita.
"Saat itu turun hujan lebat disertai petir. Diduga petir menyambar kedua korban, yang langsung meninggal," ujarnya lewat keterangan tertulis, , 2 Januari 2025.
Karena sampai puku 19.30 Wita keduanya belum pulang ke rumah, dua anak dari Yefta Seubelan yakni Chylson Junino Seubelan, 17, dan Maric Yerimia Seubelan, 15, menyusul ke persawahan. Di sana mereka menemukan dua korban dalam kondisi tak bernyawa. Keluarga bersama warga setempat mengevakuasi dua korban sekitar pukul 20.30 Wita.
Musibah petani NTT tewas tersambar petir ini merupakan kedua kalinya dalam dua pekan terakhir. Pada 21 Desember 2024, dua petani Kabupaten Rote Ndao tewas tersambar petir saat bekerja di sawah. Terkait musibah tersebut, AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata menghimbau warga mengantisipasi setiap bencana yang terjadi di musim penghujan ini seperti sambaran petir, banjir, dan longsor.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun
Google masalahhariini.blogspot.com dan Channel Telegram Metro TV
0 Komentar