TahukahKamu - Jakarta, yang kini dikenal sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya Indonesia, memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya ditetapkan sebagai ibu kota negara. Perjalanan Jakarta dari kota pelabuhan kecil menjadi ibu kota Republik Indonesia tidak lepas dari pengaruh kolonialisme, strategi politik, dan letak geografis yang strategis.
🏛️ Awal Mula: Dari Sunda Kelapa ke Batavia
Sebelum bernama Jakarta, wilayah ini dikenal sebagai Sunda Kelapa, pelabuhan penting Kerajaan Sunda. Pada 22 Juni 1527, pasukan Fatahillah dari Kesultanan Demak merebut kota ini dari Portugis dan mengganti namanya menjadi Jayakarta, yang berarti “kemenangan yang sempurna”.
Pada tahun 1619, Belanda menguasai kota ini dan mengganti namanya menjadi Batavia, yang kemudian menjadi pusat administrasi Hindia Belanda selama lebih dari 300 tahun. Batavia tumbuh menjadi kota modern kolonial dan pusat pemerintahan penjajahan Belanda.
🇮🇩 Proklamasi dan Penetapan Sebagai Ibu Kota
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Batavia resmi berganti nama menjadi Jakarta. Sebagai kota terbesar dan pusat pemerintahan kolonial sebelumnya, Jakarta secara alami dipilih sebagai ibu kota negara Republik Indonesia.
Namun, karena konflik bersenjata dengan Belanda (Agresi Militer Belanda), pada 1946 ibu kota sempat dipindahkan sementara ke Yogyakarta. Setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda tahun 1949, Jakarta kembali menjadi ibu kota.
📍 Kenapa Jakarta yang Dipilih?
Beberapa alasan utama:
- Letak geografis strategis di pesisir utara Jawa.
- Warisan infrastruktur pemerintahan sejak era Belanda.
- Kota terbesar dengan akses ekonomi dan transportasi luas.
- Simbol nasionalisme pasca kemerdekaan.
🔄 Menuju Pemindahan Ibu Kota?
Meski Jakarta telah menjadi ibu kota selama puluhan tahun, berbagai masalah seperti kemacetan, banjir, dan beban penduduk membuat pemerintah merencanakan pemindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, yang mulai dibangun sejak 2022.
0 Komentar