TahukahKamu - Berikut adalah perjalanan singkat nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah (IDR) dari masa awal kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Ini mencerminkan dinamika ekonomi, inflasi, kebijakan pemerintah, hingga dampak krisis global terhadap Indonesia.
- 1945–1949 (Masa Revolusi Kemerdekaan)
Belum ada nilai tukar resmi terhadap dolar AS.
Sistem moneter nasional belum stabil.
- Tahun 1950 (Setelah Kedaulatan)
Rupiah dijadikan mata uang resmi nasional.
Kurs resmi ditetapkan oleh pemerintah:
📌 Rp 3,80 per USD 1
- Tahun 1950–1959 | Masa Awal Rupiah Resmi
📌 Sekitar Rp 11,40 per USD 1 (pasca nasionalisasi Belanda dan awal inflasi)
- 1960–1965 | Masa Ekonomi Terpimpin & Hiperinflasi
Inflasi sangat tinggi (>600%)
Kurs resmi: Tetap sekitar Rp 45 per USD 1
Kurs pasar gelap: Bisa mencapai Rp 1.000 – Rp 1.500 per USD 1
Kurs resmi: Tetap sekitar Rp 45 per USD 1
Kurs pasar gelap: Bisa mencapai Rp 1.000 – Rp 1.500 per USD 1
- Tahun 1966–1967 (Reformasi Orde Baru & Sanering)
- 1970–1996 | Masa Stabilisasi & Pertumbuhan
Kurs dikendalikan pemerintah dengan devaluasi bertahap
Kurs 1970: Rp 378/USD
Kurs 1980: Rp 625/USD
Kurs 1990: Rp 1.900/USD
Stabil, tapi terus melemah karena inflasi dan ketergantungan impor
- 1997–1998 | Krisis Moneter Asia
Sebelum krisis: Rp 2.450/USD
Setelah krisis: Rp 16.000/USD
Rupiah terdepresiasi lebih dari 500% dalam waktu singkat
- 1999–2010 | Reformasi & Stabilisasi
Tahun 2000: Rp 9.000/USD
Tahun 2010: Sekitar Rp 9.500/USD
Bank Indonesia mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang
- 2010–2025 | Era Globalisasi & Pandemi
2015: Sekitar Rp 13.000/USD
2020: Rp 14.000/USD (terdampak COVID-19)
2023: Rp 14.810/USD
2025: ± Rp 16.576/USD (berdasarkan data terbaru)
📌 Kesimpulan:
- Awalnya, rupiah sangat kuat (Rp 3,8/USD pada 1950).
- Kini, nilai tukar melemah drastis karena:
- Inflasi jangka panjang
- Krisis ekonomi (1965, 1998, 2020)
- Ketergantungan impor dan utang luar negeri
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun
Google masalahhariini.blogspot.com dan Channel Telegram
Google masalahhariini.blogspot.com dan Channel Telegram
0 Komentar