Jakarta, 20 Juni 2025 — Ribuan sopir truk melakukan aksi demonstrasi di sejumlah titik strategis di Indonesia, menolak penerapan penuh kebijakan Zero ODOL (Over Dimension Over Loading) yang mulai diperketat sejak awal Juni 2025. Aksi ini menyebabkan kemacetan panjang di ruas jalan nasional dan jalur logistik utama.
Tuntutan Utama: Penundaan dan Revisi Kebijakan
Para pengemudi dan pengusaha angkutan barang menuntut:
- Penundaan penerapan Zero ODOL hingga 2027
- Revisi aturan dimensi dan beban angkut kendaraan
- Fasilitas konversi truk lama ke spesifikasi standar tanpa beban biaya tinggi
"Kami tidak menolak aturan, tapi penerapannya terlalu mendadak dan tidak berpihak pada rakyat kecil," ujar Supriyadi, sopir truk asal Jawa Tengah, saat ditemui di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
Dampak Aksi: Distribusi Barang Terganggu
Aksi unjuk rasa ini berdampak langsung pada:
- Distribusi logistik dan bahan pokok di Pulau Jawa, Sumatera, dan sebagian Kalimantan terganggu
- Harga beberapa komoditas mulai mengalami kenaikan akibat keterlambatan pengiriman
- Beberapa pelabuhan mengalami antrean panjang karena truk logistik menumpuk
Respons Pemerintah: Tegas tapi Terbuka untuk Dialog
Kementerian Perhubungan menegaskan bahwa kebijakan Zero ODOL adalah bagian dari komitmen keselamatan jalan dan penghematan anggaran negara yang selama ini habis untuk memperbaiki jalan rusak akibat truk kelebihan beban.
"Kami terbuka untuk berdialog, tapi Zero ODOL tetap harus jalan. Sudah terlalu lama ditunda," ujar Dirjen Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno.
Seruan untuk Solusi Bersama
Pengamat transportasi menyarankan agar pemerintah tidak hanya bersikap represif, tetapi juga memberikan insentif peremajaan armada, subsidi teknis untuk UMKM angkutan barang, dan transisi bertahap agar tidak menimbulkan gejolak sosial dan ekonomi.
0 Komentar