Putri Hijau – Legenda Cantik dan Sakral dari Sumatera Utara



Asal Usul Cerita
Legenda Putri Hijau berasal dari daerah Tanah Deli, yang sekarang menjadi bagian dari Sumatera Utara, khususnya wilayah Deli Serdang dan Medan. Kisah ini menceritakan tentang seorang putri cantik yang melegenda karena kecantikannya, kekuatan gaibnya, dan kisah sedih tentang cinta, perang, dan kehancuran kerajaan.


Kisah Legenda Putri Hijau

Pada zaman dahulu kala, berdirilah sebuah kerajaan kecil bernama Kerajaan Deli Tua. Raja Deli Tua memiliki tiga orang anak, dua laki-laki dan seorang perempuan. Putri bungsu inilah yang dikenal sebagai Putri Hijau, karena tubuhnya memancarkan cahaya kehijauan yang menakjubkan, seolah berasal dari zamrud atau cahaya gaib.

Putri Hijau tumbuh menjadi wanita yang luar biasa cantik, anggun, dan berbudi luhur. Kecantikannya terkenal sampai ke negeri-negeri seberang, bahkan sampai ke Kerajaan Aceh, yang kala itu merupakan kerajaan besar dan kuat di wilayah Sumatera.


Lamaran Raja Aceh dan Penolakan

Raja Aceh yang mendengar tentang kecantikan Putri Hijau menjadi penasaran dan kemudian mengirim utusan untuk meminangnya. Namun lamaran itu ditolak oleh Raja Deli Tua dan keluarga kerajaan karena Putri Hijau menolak untuk dijadikan istri oleh seorang yang tidak ia cintai.

Penolakan ini menghina Raja Aceh, dan dengan marah ia mengirimkan pasukan besar untuk menyerang Kerajaan Deli Tua. Terjadilah peperangan besar yang tidak seimbang. Pasukan Aceh dengan senjata dan jumlah yang lebih unggul berhasil menghancurkan benteng dan masuk ke istana.


Misteri Dua Kakak Putri Hijau

Saat istana nyaris jatuh ke tangan musuh, dua kakak laki-laki Putri Hijau menunjukkan kekuatan gaib. Sang kakak pertama berubah menjadi meriam besar dan menembakkan diri ke arah pasukan Aceh, menewaskan banyak musuh. Namun setelah satu kali tembakan, meriam itu retak dan tidak bisa digunakan lagi. Meriam ini disebut oleh masyarakat sebagai “Meriam Puntung”, yang hingga kini konon masih bisa ditemukan di daerah Deli Tua.

Kakak kedua berubah menjadi ular naga raksasa, yang menggulung tubuhnya di sekitar istana dan melindungi Putri Hijau agar tidak dibawa paksa. Naga itu kemudian membawa sang putri menyelam ke dasar laut untuk menyelamatkannya dari kehinaan. Sampai sekarang, banyak masyarakat percaya bahwa Putri Hijau tidak pernah mati, tetapi bersemayam di dasar laut dan suatu saat akan kembali.


Akhir Kisah dan Makna Simbolik

Kerajaan Deli Tua akhirnya runtuh, dan Putri Hijau pun menghilang tanpa jejak. Namun, legenda ini tidak pernah padam dalam ingatan masyarakat Sumatera Utara. Putri Hijau dipercaya sebagai simbol kesucian, kekuatan perempuan, dan harga diri bangsa yang tak bisa dibeli dengan kekuasaan.


Lokasi dan Peninggalan Legenda

  • Meriam Puntung yang disebut berasal dari kakak Putri Hijau bisa ditemukan di Kampung Deli Tua, Medan.
  • Benteng tua dan situs sejarah lain dari zaman kerajaan Deli menjadi bagian dari wisata sejarah dan budaya Sumatera Utara.
  • Kisah Putri Hijau juga kerap ditampilkan dalam teater rakyat, pertunjukan tradisional, dan tarian daerah.


Pesan Moral dari Legenda Putri Hijau

  • Harga diri dan kehormatan tidak bisa ditukar dengan harta atau kekuasaan.Cinta sejati tidak bisa dipaksakan, bahkan oleh raja sekalipun.Kesetiaan keluarga dan pengorbanan adalah bentuk cinta paling tulus.Kekuasaan yang arogan akan hancur oleh kebenaran dan keberanian.



Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google www.tahukahkamu.wiki  dan Channel Telegram 

Posting Komentar

0 Komentar

Entri yang Diunggulkan