Di tengah padang pasir tandus Iran selatan, sekitar 70 km dari kota Shiraz, berdiri reruntuhan megah yang seolah membekukan waktu: Persepolis. Situs arkeologi ini bukan sekadar tumpukan batu kuno, melainkan simbol kejayaan Kekaisaran Achaemenid—salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Dibangun lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Persepolis merupakan pusat administratif dan upacara penting kekaisaran Persia, serta tempat di mana budaya, kekuasaan, dan kemegahan bertemu dalam arsitektur dan seni yang luar biasa.
Awal Mula Kemegahan
Pembangunan Persepolis dimulai pada sekitar tahun 518 SM oleh Raja Darius I. Terinspirasi oleh kebutuhan akan pusat upacara yang dapat mewakili kekuasaan dan keagungan Persia, Darius memilih lokasi yang strategis di kaki Pegunungan Kuh-e Rahmat. Di tempat inilah sebuah kompleks megah mulai dibangun—berisi istana, aula, gerbang, dan tangga monumental—yang kemudian dilanjutkan oleh penerusnya seperti Xerxes I dan Artaxerxes I.
Bangunan utama didirikan di atas teras batu besar setinggi sekitar 15 meter. Teras ini tidak hanya melindungi bangunan dari banjir dan panas gurun, tapi juga menambah kesan megah dan agung bagi siapa pun yang datang. Tangga monumental yang mengarah ke puncak teras dirancang untuk memancarkan aura kekuasaan, menampilkan relief yang menggambarkan prosesi rakyat dari berbagai daerah kekaisaran yang datang membawa persembahan.
Simbol Kekuasaan dan Keragaman
Salah satu fitur paling menakjubkan dari Persepolis adalah ukiran relief yang tersebar di dinding-dinding bangunannya. Di antaranya yang paling terkenal adalah di Apadana (aula audiensi besar), tempat para delegasi dari berbagai wilayah seperti Babilonia, Mesir, India, dan Yunani digambarkan mengenakan pakaian khas daerah mereka, membawa hadiah kepada raja. Gambar-gambar ini menjadi simbol dari beragam etnis dan budaya yang hidup dalam kekaisaran, serta representasi kuat dari kesatuan di bawah kepemimpinan Persia.
Gerbang Bangsa-Bangsa (Gate of All Nations), yang dibangun oleh Xerxes I, menyambut para tamu kerajaan dengan patung-patung banteng bersayap dan singa berkepala manusia, yang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung simbolis tetapi juga penanda kekuatan ilahi yang mengawal kekaisaran.
Fungsi Ritual dan Upacara
Persepolis bukanlah ibu kota administratif kekaisaran—peran itu dipegang oleh kota Susa dan Ekbatana—namun Persepolis berfungsi sebagai tempat upacara keagamaan dan kenegaraan, terutama perayaan Nowruz, tahun baru Persia. Selama Nowruz, raja menerima persembahan dari berbagai provinsi, memperkuat kesetiaan dan kesatuan kekaisaran. Suasana saat itu dipercaya penuh dengan semarak warna, musik, dan ritual, menambah aura sakral Persepolis sebagai pusat spiritual dan simbol politik.
Kejatuhan dan Pengingkaran Waktu
Kemegahan Persepolis tidak berlangsung selamanya. Pada tahun 330 SM, pasukan Aleksander Agung menyerbu dan membakar Persepolis, kemungkinan sebagai balas dendam atas penghancuran Athena oleh Xerxes I seabad sebelumnya. Api itu melahap bangunan-bangunan utama dan mengakhiri era Persepolis sebagai pusat kekaisaran.
Namun, meskipun dilahap api dan terkubur waktu, reruntuhan Persepolis tetap bertahan. Pilar-pilar menjulang, relief yang setengah terkikis, dan fondasi megah masih berdiri sebagai saksi bisu kejayaan masa lalu. Sejak ditemukan kembali oleh para arkeolog modern pada abad ke-19 dan dipugar secara bertahap, Persepolis kini menjadi situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1979.
Persepolis Hari Ini: Simbol Identitas dan Inspirasi
Bagi rakyat Iran modern, Persepolis bukan hanya peninggalan sejarah—ia adalah simbol kebanggaan nasional dan identitas budaya. Ribuan wisatawan dari seluruh dunia datang setiap tahun ke situs ini untuk mengagumi arsitekturnya, memahami sejarahnya, dan merasakan aura kebesaran yang dulu menyelimuti tempat ini.
Banyak sejarawan dan arsitek menilai bahwa desain Persepolis memiliki pengaruh penting dalam perkembangan arsitektur dunia. Gaya megah dan simetrisnya, perpaduan antara seni Babilonia, Mesir, dan Yunani, serta ketelitiannya dalam detail, menjadikan Persepolis sebagai pencapaian luar biasa dari peradaban kuno.
Warisan Abadi
Persepolis adalah contoh nyata bagaimana kekuasaan, seni, dan budaya bisa bersatu dalam bentuk yang luar biasa indah. Meski telah dilahap waktu dan api, pesonanya tak pernah padam. Ia tetap berdiri di jantung Iran selatan, berbicara tanpa kata tentang kebesaran masa lalu dan mengingatkan kita bahwa sejarah adalah jembatan antara kejayaan yang telah lewat dan kebijaksanaan masa depan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun
Google www.tahukahkamu.wiki dan Channel Telegram
0 Komentar