Sejarah Negara Cabo Verde: Dari Pulau Tak Berpenghuni hingga Republik Kepulauan Modern



Cabo Verde, atau dalam bahasa Inggris disebut Cape Verde, adalah negara kepulauan yang terletak di Samudra Atlantik, sekitar 600 km dari pantai barat Afrika (Senegal).

Menariknya, sebelum kedatangan bangsa Eropa, kepulauan ini tidak berpenghuni. Pulau-pulau ini ditemukan oleh bangsa Portugis pada tahun 1456, saat masa penjelajahan laut (Age of Discovery). Para pelaut Portugis seperti Diogo Gomes dan António de Noli dianggap sebagai penemu dan penjelajah awal.

Pada tahun 1462, Portugis mulai membangun pemukiman permanen di pulau Santiago, dengan mendirikan kota Cidade Velha (saat itu bernama Ribeira Grande), yang menjadi pemukiman Eropa pertama di wilayah tropis Afrika. Kota ini berkembang pesat sebagai pusat perdagangan, khususnya perdagangan budak.

Selama berabad-abad, Cabo Verde menjadi titik strategis:

  • Pusat perdagangan budak Atlantik → budak dari Afrika Barat dikirim ke Eropa, Amerika, dan Karibia.
  • Pusat persinggahan kapal → karena letaknya strategis di jalur perdagangan transatlantik.

Pulau ini sempat mengalami kemunduran akibat serangan bajak laut, perubahan jalur perdagangan, serta bencana kekeringan. Namun tetap penting bagi Portugis hingga abad ke-20.

Cabo Verde akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada 5 Juli 1975, setelah perjuangan panjang yang dipimpin oleh PAIGC (Partido Africano da Independência da Guiné e Cabo Verde), sebuah gerakan kemerdekaan yang juga berjuang di Guinea-Bissau.


Siapa yang Memberikan Nama Negara Cabo Verde?


Nama Cabo Verde diberikan oleh bangsa Portugis.

“Cabo Verde” berarti “Tanjung Hijau” dalam bahasa Portugis. Nama ini berasal dari Tanjung Verde di Senegal, Afrika Barat, yang merupakan titik paling barat benua Afrika. Karena kepulauan ini ditemukan tak jauh dari tanjung itu, Portugis menamainya “Cabo Verde”.

Menariknya, sejak 2013, pemerintah resmi meminta agar nama internasional negara tetap ditulis Cabo Verde (bukan Cape Verde), demi menjaga keaslian bahasa Portugis.


Mayoritasnya

Cabo Verde punya populasi sekitar 600 ribu jiwa (2025) dengan ciri khas unik: masyarakatnya bercampur etnis.

  • Mayoritas penduduk adalah keturunan campuran Afrika (budak dari Afrika Barat) dan Eropa (terutama Portugis).
  • Secara etnis, mereka dikenal sebagai Cabo Verdeans atau Kriolu.

Agama:

  • Katolik Roma (~80%)
  • Protestan/Evangelis (~10–15%)
  • Sisanya menganut Islam, kepercayaan lokal, atau tidak beragama.

Bahasa:

  • Portugis → bahasa resmi, digunakan di pemerintahan, sekolah, dan media.
  • Kriolu (Creole/Crioulo) → bahasa sehari-hari mayoritas rakyat, dengan variasi dialek di tiap pulau.


Sistem Pemerintahan

Cabo Verde adalah Republik Semi-Presidensial.

  • Kepala Negara: Presiden (dipilih rakyat, berperan menjaga stabilitas politik).
  • Kepala Pemerintahan: Perdana Menteri (mengelola pemerintahan sehari-hari).
  • Legislatif: Majelis Nasional (unicameral/parlemen satu kamar).
  • Yudikatif: Mahkamah Agung dan pengadilan-pengadilan lainnya.

Negara ini dianggap sebagai salah satu demokrasi paling stabil di Afrika, dengan sistem multipartai yang sehat dan tingkat kebebasan politik yang tinggi.


Aturan-Aturan Penting

Konstitusi 1992 → mengatur sistem demokrasi multipartai, kebebasan pers, hak asasi manusia, dan pembagian kekuasaan antara presiden–perdana menteri.
Pemerintahan sekuler → meski mayoritas Katolik, negara tidak punya agama resmi.
Pemilu bebas → diselenggarakan secara reguler dan diakui dunia internasional sebagai pemilu yang adil.
Aturan imigrasi khusus → karena banyak diaspora Cabo Verde di luar negeri (lebih banyak orang Cabo Verde tinggal di luar negeri daripada di dalam negeri), pemerintah memberi hak istimewa kepada mereka.
Aturan lingkungan → mengingat Cabo Verde rentan terhadap kekeringan, pengelolaan air dan konservasi tanah sangat diutamakan.


Fakta Unik Cabo Verde

  • Negara tanpa sungai permanen. Karena iklimnya kering, tidak ada sungai besar; hanya ada sungai musiman saat musim hujan.
  • Diaspora lebih besar dari penduduk lokal. Diperkirakan ada lebih dari 1 juta orang Cabo Verde tinggal di luar negeri (Amerika Serikat, Portugal, Belanda, dll), sementara di dalam negeri hanya sekitar 600 ribu.
  • Demokrasi stabil di Afrika. Cabo Verde sering mendapat peringkat tinggi dalam indeks demokrasi dan kebebasan pers.
  • Warisan musik dunia. Musik morna dari Cabo Verde, yang dipopulerkan oleh penyanyi legendaris Cesária Évora, diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
  • Pulau berapi aktif. Gunung Fogo (2.829 m) di Pulau Fogo masih aktif, terakhir meletus pada 2014.
  • Negara lusofon. Salah satu dari sedikit negara Afrika yang menggunakan bahasa Portugis resmi, bersama Angola, Mozambik, Guinea-Bissau, São Tomé & Príncipe.
  • Indeks pembangunan relatif tinggi. Dibanding banyak negara Afrika, Cabo Verde punya angka harapan hidup tinggi (~73 tahun) dan tingkat melek huruf yang bagus.


Jumlah penduduk Cabo Verde berdasarkan estimasi terbaru (tahun 2022) adalah sekitar 593.149 jiwa 

Untuk memberikan konteks:

  • Pulau terbesar secara populasi, Santiago, memiliki sekitar 292.500 jiwa
  • Pulau São Vicente, termasuk kota utama Mindelo, memiliki penduduk kurang lebih 81.267 jiwa 


👉 Jadi, Cabo Verde adalah negara kepulauan kecil yang dulunya tak berpenghuni, kemudian dijadikan pusat perdagangan budak oleh Portugis, hingga akhirnya merdeka dan kini dikenal sebagai salah satu demokrasi paling stabil di Afrika. Meski kecil dan gersang, negara ini kaya akan budaya, musik, serta diaspora yang berpengaruh di dunia.

Posting Komentar

0 Komentar

Entri yang Diunggulkan

Sejarah Negara Komoro