Sejarah Banten: Dari Kesultanan Besar ke Provinsi Modern

 

1. Masa Awal: Bagian dari Kerajaan Sunda (Abad ke-5 – Abad ke-16)

Wilayah Banten dahulu merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanegara, kerajaan Hindu tertua di Jawa Barat. Setelah runtuhnya Tarumanegara, wilayah ini menjadi bagian dari Kerajaan Sunda dengan pusat pemerintahan di Pakuan Pajajaran (kini Bogor).
Pelabuhan Banten, yang dikenal sebagai Banten Girang, menjadi salah satu pelabuhan penting dalam jaringan perdagangan maritim di Selat Sunda.

2. Berdirinya Kesultanan Banten (1527)

Tahun 1527 menjadi titik penting ketika Fatahillah, utusan dari Kesultanan Demak, berhasil merebut pelabuhan Banten dari kekuasaan Portugis dan Kerajaan Sunda. Setelah itu, wilayah ini menjadi bagian dari ekspansi Islam di Jawa Barat.
Putra Fatahillah, yaitu Maulana Hasanuddin, kemudian mendirikan Kesultanan Banten dan menjadi sultan pertama. Kesultanan ini tumbuh pesat menjadi salah satu kekuatan maritim Islam yang besar di Asia Tenggara.

3. Masa Kejayaan Kesultanan Banten (Abad ke-16 – ke-17)

Di bawah Sultan Maulana Yusuf dan Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Banten mencapai masa keemasan. Pelabuhan Banten ramai dikunjungi pedagang dari Arab, India, Tiongkok, hingga Eropa.
Kesultanan Banten dikenal dengan toleransi beragamanya, kekuatan militernya, serta hubungan dagang internasional yang luas. Kota Banten Lama menjadi pusat pemerintahan yang megah dan kosmopolitan.

4. Konflik Internal dan Campur Tangan Belanda (Abad ke-17 – ke-19)

Pada akhir abad ke-17, terjadi konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya, Sultan Haji. VOC (Belanda) memanfaatkan konflik ini untuk ikut campur dan memperlemah Kesultanan.
Akhirnya, pengaruh VOC makin besar dan Kesultanan Banten makin kehilangan kekuasaannya. Pada tahun 1813, di bawah kekuasaan Inggris (Raffles), Kesultanan Banten secara resmi dibubarkan, dan wilayahnya masuk dalam kekuasaan kolonial.

5. Masa Penjajahan Belanda dan Jepang (1813–1945)

Selama era kolonial Belanda, Banten menjadi bagian dari Karesidenan Banten di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Wilayah ini sempat dikenal karena perlawanan rakyat, termasuk Perang Geger Cilegon tahun 1888, pemberontakan besar yang dipimpin para ulama dan rakyat menentang penjajahan dan penindasan.
Pada masa pendudukan Jepang (1942–1945), wilayah Banten masuk ke dalam wilayah administratif Jawa Barat.

6. Banten Pasca-Kemerdekaan (1945–2000)

Setelah Indonesia merdeka, Banten tetap menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat. Selama puluhan tahun, masyarakat Banten memperjuangkan pemekaran provinsi dengan alasan sejarah, budaya, dan pemerataan pembangunan.

7. Provinsi Banten Resmi Berdiri (2000 – sekarang)

Pada 4 Oktober 2000, berdasarkan UU No. 23 Tahun 2000, Banten resmi menjadi provinsi ke-30 di Indonesia, terpisah dari Jawa Barat. Serang ditetapkan sebagai ibu kota provinsi.
Provinsi Banten kini terdiri dari 4 kabupaten dan 4 kota, termasuk kota-kota besar seperti Tangerang, Cilegon, dan Serang, serta daerah wisata unggulan seperti Anyer, Tanjung Lesung, dan Ujung Kulon.



Banten adalah wilayah yang kaya akan sejarah dan budaya. Dari kerajaan kuno hingga kesultanan besar yang pernah disegani dunia, lalu berkembang menjadi provinsi modern, Banten tetap menjadi bagian penting dalam sejarah dan pembangunan Indonesia.




Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google www.tahukahkamu.wiki  dan Channel Telegram 

Posting Komentar

0 Komentar

Entri yang Diunggulkan