🏞️ Masa Pra-Kerajaan
Wilayah Yogyakarta sejak zaman prasejarah telah dihuni manusia, terbukti dari penemuan fosil dan artefak di Gua Braholo dan sekitarnya. Daerah ini merupakan bagian dari wilayah kebudayaan Jawa yang lebih luas, dengan masyarakat yang hidup dari berburu, bertani, dan mulai mengenal peralatan logam.
👑 Kerajaan Mataram Kuno (Hindu-Buddha)
Yogyakarta termasuk dalam wilayah Kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah dan berkembang antara abad ke-8 hingga ke-10 M. Kerajaan ini menghasilkan banyak peninggalan budaya, seperti Candi Prambanan (Hindu) dan Candi Kalasan (Buddha), yang hingga kini menjadi ikon sejarah DIY.
Pusat kerajaan ini akhirnya berpindah ke Jawa Timur akibat letusan Gunung Merapi dan perubahan lingkungan.
⚔️ Kesultanan Mataram Islam
Setelah masa kekuasaan kerajaan Hindu-Buddha, wilayah Yogyakarta menjadi bagian dari Kesultanan Mataram Islam pada abad ke-16. Sultan Agung adalah raja paling terkenal, yang memerintah dari 1613 hingga 1645. Ia memperluas wilayah Mataram ke hampir seluruh Pulau Jawa.
Namun, setelah Sultan Agung wafat, kerajaan mengalami konflik internal dan campur tangan VOC (Belanda).
✍️ Perjanjian Giyanti (1755)
Peristiwa penting terjadi pada 13 Februari 1755 ketika Perjanjian Giyanti ditandatangani antara VOC dan Pangeran Mangkubumi. Perjanjian ini membagi Kesultanan Mataram menjadi dua:
- Kesultanan Yogyakarta, dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang menjadi Sultan Hamengkubuwono I.
- Kasunanan Surakarta, yang tetap berada di bawah Pakubuwono III.
Inilah cikal bakal berdirinya Yogyakarta sebagai kerajaan sendiri.
🕌 Kesultanan Yogyakarta dan Budaya Jawa
Kesultanan Yogyakarta berkembang sebagai pusat budaya, pendidikan, dan agama. Kraton Yogyakarta dibangun sebagai pusat pemerintahan dan budaya Jawa, lengkap dengan sistem adat, pakaian, tarian, dan kerajinan seperti batik dan keris.
Kraton ini memegang peranan penting dalam mempertahankan identitas budaya Jawa di tengah kolonialisme.
🇮🇩 Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan
Sultan Hamengkubuwono IX menjadi tokoh kunci dalam sejarah Indonesia modern. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan tahun 1945:
- Sultan HB IX menyatakan Kesultanan Yogyakarta bergabung dengan Republik Indonesia.
- Ibukota Republik Indonesia sempat dipindah ke Yogyakarta pada tahun 1946–1949 saat Jakarta diduduki Belanda.
- Sultan menyediakan fasilitas dan sumber daya untuk perjuangan kemerdekaan, menjadikan Yogyakarta ibukota darurat negara.
📜 Penetapan Daerah Istimewa
Karena jasa besar Sultan HB IX, Yogyakarta mendapat status istimewa:
- Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950, Yogyakarta resmi menjadi Daerah Istimewa dengan hak untuk mempertahankan struktur monarki.
- Gubernur DIY dijabat oleh Sultan, dan Wakil Gubernur oleh Adipati Pakualaman, sebagai bentuk penghormatan atas peran mereka dalam Republik.
🏛️ Era Modern
Hari ini, DIY adalah provinsi dengan sistem pemerintahan unik:
- Dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono X, yang secara resmi menjadi Gubernur DIY sejak 1998.
- Menjadi pusat budaya dan pariwisata nasional, dengan ikon seperti Kraton Yogyakarta, Tugu Jogja, Pantai Parangtritis, dan Gunung Merapi.
- Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pelajar, dengan banyak perguruan tinggi ternama seperti UGM (Universitas Gadjah Mada).
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki sejarah panjang dari kerajaan Hindu-Buddha, Islam, perjuangan kemerdekaan, hingga menjadi bagian penting Republik Indonesia. Kekhasan budaya dan peran politiknya menjadikan Yogyakarta sebagai provinsi yang tidak hanya istimewa secara administratif, tetapi juga dalam hati bangsa.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun
Google www.tahukahkamu.wiki dan Channel Telegram
0 Komentar