1. Masa Awal dan Kerajaan Sriwijaya (Abad ke-7 – 13 M)
Sumatera Selatan memiliki sejarah panjang yang dimulai dari masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim besar yang berpusat di sekitar wilayah Palembang saat ini. Berdiri sekitar abad ke-7 Masehi, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan, agama Buddha, dan kebudayaan di Asia Tenggara. Bukti tertua keberadaan Sriwijaya adalah prasasti Kedukan Bukit (683 M) yang ditemukan di Palembang.
Kerajaan ini menguasai jalur perdagangan strategis di Selat Malaka dan menjalin hubungan dengan India, Tiongkok, serta dunia Arab. Keberadaan Sriwijaya menjadikan Sumatera Selatan sebagai pusat ilmu agama Buddha Mahayana dan Vajrayana, terbukti dari banyaknya catatan perjalanan biksu Tiongkok seperti I-Tsing yang singgah di Sriwijaya.
2. Masa Keruntuhan dan Pengaruh Kerajaan Lain (Abad ke-13 – 15 M)
Kejayaan Sriwijaya mulai surut pada abad ke-11 akibat serangan dari Kerajaan Chola (India Selatan) dan meningkatnya kekuatan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara. Pada abad ke-13 hingga 15, wilayah Sumatera Selatan berada dalam pengaruh kerajaan-kerajaan seperti Melayu Jambi, Majapahit, dan akhirnya Kesultanan Malaka.
3. Era Kesultanan Palembang Darussalam (Abad ke-17 – 19 M)
Setelah masa kekuasaan Hindu-Buddha meredup, berdirilah Kesultanan Palembang Darussalam pada awal abad ke-17. Kesultanan ini memeluk Islam sebagai agama resmi dan menjadi pusat kekuasaan Islam di wilayah tersebut. Sultan Mahmud Badaruddin II adalah tokoh penting yang dikenal karena perlawanan heroik terhadap penjajahan Belanda, terutama dalam Perang Palembang (1819–1821).
Pada tahun 1821, Belanda berhasil menghapus Kesultanan Palembang dan mengubahnya menjadi wilayah administratif di bawah kekuasaan kolonial.
4. Masa Penjajahan Belanda dan Jepang (Abad ke-19 – 1945)
Di bawah kekuasaan Belanda, Sumatera Selatan dijadikan wilayah penting untuk eksploitasi sumber daya alam, terutama karet, kopi, dan minyak bumi. Palembang juga menjadi pusat industri minyak bumi dengan berdirinya kilang minyak oleh perusahaan Belanda, seperti BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij), cikal bakal Pertamina.
Pada masa penjajahan Jepang (1942–1945), wilayah ini mengalami tekanan berat, termasuk kerja paksa dan pengambilan sumber daya secara besar-besaran.
5. Masa Kemerdekaan dan Revolusi (1945 – 1950)
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, rakyat Sumatera Selatan segera mengorganisasi diri untuk melawan Belanda yang mencoba kembali lewat Agresi Militer I dan II. Palembang menjadi basis penting dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan. Tokoh-tokoh lokal dan pejuang seperti Kolonel Harun Sohar dan Letkol M. Isa memainkan peran besar dalam mempertahankan daerah ini dari upaya kolonialisasi kembali.
Pada masa ini, Sumatera Selatan juga terlibat dalam dinamika pemerintahan awal Republik, termasuk pergolakan PRRI/Permesta yang melibatkan ketegangan pusat-daerah.
6. Era Orde Lama dan Orde Baru (1950 – 1998)
Pada era Soekarno (Orde Lama), Sumatera Selatan berkembang sebagai daerah penting dalam strategi pembangunan nasional. Namun, pada masa Orde Baru di bawah Soeharto, wilayah ini mengalami eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran, terutama di sektor pertambangan, migas, dan kehutanan.
Kehadiran perusahaan negara seperti PT Bukit Asam (batubara) dan Pertamina memperkuat peran Sumsel sebagai lumbung energi nasional, terutama lewat kilang minyak Plaju dan Musi Banyuasin. Namun, pembangunan terpusat menyebabkan sebagian besar hasil SDA tidak dinikmati sepenuhnya oleh rakyat lokal.
7. Era Reformasi dan Otonomi Daerah (1998 – Sekarang)
Setelah jatuhnya Soeharto, Sumatera Selatan memasuki era otonomi daerah. Pemerintahan provinsi mendapat kewenangan lebih luas untuk mengelola daerah, termasuk APBD dan pembangunan infrastruktur. Kota Palembang terus berkembang sebagai kota metropolitan dan tuan rumah berbagai event nasional dan internasional, termasuk SEA Games 2011 dan Asian Games 2018.
Provinsi ini juga terus berinovasi dalam pembangunan ekonomi berbasis energi, perkebunan, dan pariwisata, seperti pengembangan Danau Ranau, Banyuasin Mangrove, dan situs sejarah Sriwijaya. Sektor transportasi berkembang pesat dengan hadirnya LRT pertama di Indonesia di Palembang.
Sejarah Sumatera Selatan mencerminkan perjalanan panjang dari kejayaan maritim Kerajaan Sriwijaya, perlawanan terhadap kolonialisme, hingga modernisasi kota dan daerah dalam era otonomi. Kekayaan sejarah dan sumber daya alam menjadikan Sumatera Selatan sebagai salah satu pilar penting dalam sejarah dan pembangunan Indonesia.tan: Dari Kerajaan Besar hingga Era Modern
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun
Google www.tahukahkamu.wiki dan Channel Telegram
0 Komentar