Kerajaan Mali adalah salah satu kerajaan terbesar dan paling makmur dalam sejarah Afrika Barat. Berdiri sekitar abad ke-13 hingga abad ke-16, kerajaan ini dikenal karena kekuatan politiknya, kejayaan ekonomi berbasis perdagangan emas, serta kontribusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya Islam di kawasan Sahara.
Asal-Usul dan Pendirian
Sebelum berdirinya Kerajaan Mali, wilayah Afrika Barat didominasi oleh Kerajaan Ghana. Setelah Ghana melemah pada abad ke-11, berbagai suku Mandinka di kawasan Sungai Niger mulai membentuk aliansi baru.
Tokoh penting dalam pendirian Mali adalah Sundiata Keita, seorang pemimpin suku Mandinka yang pada tahun 1235 mengalahkan Raja Sosso dalam Pertempuran Kirina. Kemenangan ini menandai lahirnya Kerajaan Mali dan Sundiata menjadi pendiri sekaligus penguasa pertama.
Puncak Kejayaan
Kerajaan Mali mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14 di bawah pemerintahan Mansa Musa I (1312–1337):
- Ekonomi: Menguasai jalur perdagangan emas, garam, dan gading di Afrika Barat. Mali diperkirakan menguasai sekitar setengah pasokan emas dunia pada masanya.
- Kota Timbuktu: Menjadi pusat ilmu pengetahuan, budaya, dan perdagangan internasional. Universitas Sankore menarik ulama dan ilmuwan dari berbagai wilayah Islam.
- Ekspedisi Haji Mansa Musa: Pada tahun 1324, Mansa Musa melakukan ibadah haji ke Mekah dengan rombongan besar dan membawa emas dalam jumlah sangat besar, sehingga harga emas di Mesir turun drastis. Perjalanan ini membuat Mali terkenal di dunia, termasuk dicatat dalam peta Eropa abad pertengahan.
Sistem Pemerintahan dan Budaya
- Pemerintahan: Dipimpin oleh seorang Mansa (raja) dengan struktur birokrasi yang terorganisir.
- Budaya: Pengaruh Islam sangat kuat, tetapi tradisi lokal tetap terjaga. Seni, musik, dan sastra berkembang pesat.
- Bahasa: Bahasa Mandinka digunakan luas, tetapi bahasa Arab dipakai untuk administrasi dan ilmu pengetahuan.
Kemunduran
Mulai abad ke-15, Mali mengalami pelemahan karena:
- Pemberontakan internal dan perebutan tahta.
- Serangan dari kerajaan tetangga seperti Songhai.
- Hilangnya kontrol atas jalur perdagangan utama.
Pada pertengahan abad ke-16, sebagian besar wilayah Mali jatuh ke tangan Kerajaan Songhai, mengakhiri kejayaannya.
Warisan dan Pengaruh
Hingga kini, Mali dikenang sebagai salah satu pusat peradaban besar di Afrika:
- Timbuktu masih dianggap sebagai simbol ilmu pengetahuan Islam di Afrika Barat.
- Sejarah Mali menunjukkan bahwa Afrika memiliki kerajaan kuat, kaya, dan berperadaban maju jauh sebelum kolonialisme Eropa.
Google www.tahukahkamu.wiki dan Channel Telegram
0 Komentar