Wat Arun: Kuil Fajar dan Jejak Sejarahnya di Thailand

 


1. Asal Usul dan Periode Awal

Wat Arun, atau secara resmi disebut Wat Arun Ratchawararam Ratchawaramahawihan, merupakan salah satu kuil Buddha paling terkenal di Thailand. Nama “Arun” diambil dari kata Aruna dalam bahasa Sanskerta yang berarti dewa fajar.

Awalnya, kuil ini dikenal dengan nama Wat Makok karena lokasinya berada di desa kecil bernama Bang Makok, di tepi barat Sungai Chao Phraya. Kuil ini diperkirakan sudah berdiri sejak masa Kerajaan Ayutthaya pada abad ke-17, sebelum Bangkok menjadi ibu kota Thailand.

2. Peran pada Era Kerajaan Thonburi (1767–1782)

  • Tahun 1767, Kerajaan Ayutthaya jatuh akibat serangan Burma. Raja Taksin kemudian memindahkan ibu kota ke Thonburi.
  • Saat melakukan perjalanan di sungai, Raja Taksin melihat kuil ini pada waktu fajar dan menganggapnya pertanda baik. Ia kemudian:

    Menjadikan Wat Makok sebagai kuil kerajaan.
  • Mengganti namanya menjadi Wat Chaeng (Kuil Fajar).
  • Patung Buddha Zamrud yang sangat disakralkan juga sempat ditempatkan di Wat Arun sebelum akhirnya dipindahkan ke Wat Phra Kaew (Kuil Buddha Zamrud) di Istana Raja, Bangkok.
  • 3. Perkembangan di Era Dinasti Chakri (Rattanakosin)

Setelah Raja Rama I memindahkan ibu kota ke sisi timur Sungai Chao Phraya dan membangun Bangkok (1782), Wat Arun tetap dipertahankan sebagai salah satu kuil utama.

  • Raja Rama II (1809–1824):

    Memulai renovasi besar-besaran.
  • Memerintahkan pembangunan menara utama (prang) setinggi sekitar 70 meter.
  • Raja Rama III (1824–1851):

    Melanjutkan konstruksi prang.
  • Menambahkan dekorasi porselen Tiongkok dan pecahan keramik berwarna yang berasal dari kapal dagang.
  • Raja Rama IV (1851–1868):

  • Menyelesaikan pembangunan prang utama.
  • Mengubah nama resmi kuil menjadi Wat Arun Ratchawararam.
4. Arsitektur dan Filosofi

Wat Arun memiliki gaya arsitektur Khmer (Angkor) yang dipadukan dengan elemen khas Thailand:

  • Prang utama (70 m): Melambangkan Gunung Meru, pusat alam semesta dalam kepercayaan Hindu-Buddha.
  • Empat menara kecil: Melambangkan empat penjuru mata angin.
  • Dekorasi porselen: Pecahan keramik dan piring Cina membentuk pola bunga, simbol keindahan dan keterhubungan antarbudaya.
  • Patung raksasa (Yaksha): Berdiri di pintu gerbang sebagai penjaga spiritual.

5. Peran Budaya dan Keagamaan

  • Wat Arun menjadi tempat festival Loy Krathong dan berbagai ritual keagamaan.
  • Menjadi simbol transisi sejarah dari Ayutthaya ke Thonburi, lalu ke Rattanakosin.
  • Gambar Wat Arun muncul pada uang koin 10 baht Thailand.

6. Wat Arun di Masa Modern

  • Saat ini, Wat Arun adalah ikon pariwisata Bangkok.
  • Kuil ini direstorasi secara berkala untuk mempertahankan struktur dan warna porselennya.
  • Menjadi tempat spiritual bagi umat Buddha sekaligus lokasi populer untuk menikmati matahari terbit dan terbenam di tepi Sungai Chao Phraya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google www.tahukahkamu.wiki  dan Channel Telegram 

Posting Komentar

0 Komentar

Entri yang Diunggulkan