Sejarah dan Budaya Negara Bhutan

Bhutan, yang terletak di pegunungan Himalaya di Asia Selatan, dikenal sebagai "Negara Naga" dan memiliki sejarah yang kaya serta budaya yang unik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek penting dari sejarah, budaya, pemerintahan, dan fakta menarik tentang Bhutan.


Awal Terbentuknya

Sejarah Bhutan dapat ditelusuri kembali ke abad ke-7 Masehi, ketika agama Buddha mulai menyebar di wilayah tersebut. Menurut legenda, Raja Songtsen Gampo dari Tibet mengirimkan misi ke Bhutan untuk menyebarkan ajaran Buddha. Pada abad ke-8, Guru Padmasambhava, seorang tokoh penting dalam sejarah Buddha, juga dikatakan telah mengunjungi Bhutan dan memperkenalkan ajaran Buddha Tantrik.


Selama abad ke-17, Bhutan bersatu di bawah kepemimpinan Zhabdrung Ngawang Namgyal, seorang pemimpin spiritual dan politik yang memainkan peran penting dalam membentuk identitas nasional Bhutan. Ia mendirikan sistem pemerintahan yang dikenal sebagai "Dual System of Government," yang menggabungkan kekuasaan spiritual dan politik. Zhabdrung juga membangun banyak dzong (benteng biara) yang masih ada hingga saat ini, yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan keagamaan.


Siapa yang Memberikan Nama Negara Bhutan

Nama "Bhutan" berasal dari kata Sansekerta "Bhotanta," yang berarti "ujung Tibet." Nama ini mencerminkan hubungan geografis dan budaya Bhutan dengan Tibet. Meskipun Bhutan memiliki nama resmi "Druk Yul," yang berarti "Negara Naga," nama Bhutan lebih dikenal di dunia internasional.


Mayoritas Penduduk

Mayoritas penduduk Bhutan adalah etnis Ngalop, yang merupakan kelompok etnis utama di negara ini. Mereka terutama tinggal di bagian barat dan tengah Bhutan. Selain Ngalop, terdapat juga kelompok etnis lain seperti Sharchop, yang tinggal di bagian timur, dan berbagai suku kecil lainnya.


Bahasa resmi Bhutan adalah Dzongkha, yang merupakan bahasa nasional dan digunakan dalam administrasi dan pendidikan. Masyarakat Bhutan dikenal dengan tradisi lisan yang kaya, di mana cerita dan mitos diwariskan dari generasi ke generasi.


Sistem Pemerintahan

Bhutan menganut sistem pemerintahan monarki konstitusional. Raja Bhutan, yang dikenal sebagai Druk Gyalpo, memiliki peran penting dalam pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Sistem pemerintahan Bhutan mengalami perubahan signifikan pada tahun 2008, ketika Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck mengadopsi konstitusi baru yang mengubah Bhutan menjadi monarki konstitusional.


Konstitusi ini menjamin hak asasi manusia, kebebasan sipil, dan pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Parlemen Bhutan terdiri dari dua kamar: Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat. Pemilihan umum diadakan secara teratur, dan rakyat Bhutan memiliki hak untuk memilih wakil mereka.


Aturan-Aturan

Aturan-aturan di Bhutan diatur oleh konstitusi dan berbagai undang-undang yang mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Beberapa aspek penting dari aturan ini meliputi:


Hak Asasi Manusia: Konstitusi menjamin hak asasi manusia, termasuk kebebasan berbicara, berkumpul, dan beragama.

Lingkungan Hidup: Bhutan dikenal sebagai negara yang sangat peduli terhadap lingkungan. Konstitusi menetapkan bahwa setidaknya 60% dari wilayah negara harus tetap sebagai hutan, dan Bhutan berkomitmen untuk menjadi negara karbon negatif.

Pendidikan dan Kesehatan: Pendidikan dasar diwajibkan dan gratis, dengan upaya untuk meningkatkan akses pendidikan bagi semua warga negara. Layanan kesehatan juga disediakan secara gratis oleh pemerintah.

Budaya dan Tradisi

Budaya Bhutan sangat kaya dan beragam, dengan pengaruh kuat dari agama Buddha. Masyarakat Bhutan dikenal dengan tradisi berpakaian yang unik, di mana pria mengenakan gho (jubah panjang) dan wanita mengenakan kira (rok panjang). Festival-festival keagamaan, seperti Tsechu, diadakan di seluruh negara dan menampilkan tarian tradisional, musik, dan ritual keagamaan.


Seni dan kerajinan tangan juga merupakan bagian penting dari budaya Bhutan. Masyarakat Bhutan terkenal dengan keterampilan mereka dalam membuat tekstil, patung, dan lukisan yang menggambarkan tema-tema Buddha. Dzong, yang merupakan benteng biara, juga merupakan contoh arsitektur yang megah dan berfungsi sebagai pusat budaya dan pemerintahan.


Fakta Unik

Indeks Kebahagiaan Bruto: Bhutan dikenal karena konsep "Kebahagiaan Bruto Nasional" (Gross National Happiness, GNH), yang mengukur kesejahteraan masyarakat bukan hanya dari segi ekonomi, tetapi juga dari segi spiritual, sosial, dan lingkungan.


  • Negara Karbon Negatif: Bhutan adalah satu-satunya negara di dunia yang secara resmi mengklaim sebagai negara karbon negatif, yang berarti bahwa negara ini menyerap lebih banyak karbon dioksida daripada yang dihasilkannya.
  • Biodiversitas: Bhutan memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, dengan berbagai spesies flora dan fauna yang dilindungi. Negara ini memiliki banyak taman nasional dan cagar alam yang melindungi ekosistemnya.
  • Agama dan Spiritualitas: Masyarakat Bhutan sangat religius, dengan mayoritas penduduk menganut agama Buddha. Kuil dan biara tersebar di seluruh negeri, dan banyak orang melakukan ziarah ke tempat-tempat suci.



Bhutan adalah negara yang unik dengan sejarah yang kaya, budaya yang beragam, dan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Dari akar spiritualnya hingga sistem pemerintahan modern, Bhutan terus berusaha untuk menjaga identitasnya sambil beradaptasi dengan perubahan zaman. Dengan pendekatan yang berfokus pada kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat, Bhutan menawarkan pelajaran berharga bagi dunia tentang bagaimana mengukur kemajuan dan kesejahteraan. 

Posting Komentar

0 Komentar

Entri yang Diunggulkan

Sejarah Negara Komoro