Wilayah yang kini dikenal sebagai Burkina Faso telah dihuni sejak zaman prasejarah. Pada abad pertengahan, wilayah ini masuk dalam jaringan kekuasaan beberapa kerajaan besar Afrika Barat, seperti Kekaisaran Mali dan Kekaisaran Songhai.
Beberapa kerajaan lokal yang berpengaruh di wilayah Burkina Faso antara lain:
- Kerajaan Mossi (abad ke-11 hingga ke-19), kerajaan paling dominan yang bertahan selama berabad-abad melawan ekspansi Mali, Songhai, dan bahkan kolonialisme awal.
- Kerajaan lain seperti Gurma, Bissa, Lobi, dan Fulani juga berperan penting dalam sejarah etnis di wilayah tersebut.
Pada akhir abad ke-19, wilayah ini jatuh ke tangan Prancis dan dijadikan koloni dengan nama Upper Volta (Volta Hulu), mengacu pada sungai-sungai besar di wilayah itu: Volta Hitam, Volta Putih, dan Volta Merah.
- Tahun 1919: Resmi menjadi koloni Prancis bernama Upper Volta.
- Tahun 1932: Upper Volta sempat dibubarkan dan dibagi ke koloni sekitarnya (Pantai Gading, Mali, dan Niger).
- Tahun 1947: Upper Volta dibentuk kembali sebagai koloni Prancis.
- Tahun 1960: Upper Volta merdeka dari Prancis dengan presiden pertamanya Maurice Yaméogo.
Siapa yang Memberikan Nama Burkina Faso?
Awalnya negara ini bernama Upper Volta (Volta Hulu) sejak masa kolonial hingga 1984.
Nama Burkina Faso diberikan oleh Presiden Thomas Sankara, tokoh revolusioner yang menggulingkan rezim sebelumnya melalui kudeta militer.
- Burkina berasal dari bahasa Mooré yang berarti "orang jujur" atau "berintegritas."
- Faso berasal dari bahasa Dioula yang berarti "tanah air".
- Sehingga Burkina Faso dapat diterjemahkan sebagai "Tanah Orang Jujur."
Nama baru ini dipilih pada 4 Agustus 1984 sebagai simbol identitas baru yang bebas dari warisan kolonial.
Mayoritas Penduduk
Burkina Faso memiliki penduduk sekitar 23 juta jiwa (2025), dengan keragaman etnis yang kaya.
Etnis mayoritas:
- Mossi (sekitar 40–45%) → kelompok etnis terbesar, keturunan dari kerajaan Mossi.
- Etnis besar lainnya: Fulani (Peulh), Lobi, Bobo, Gourmantché, Dioula, dan Senufo.
Agama mayoritas:
- Islam (~61%)
- Kristen (Katolik & Protestan) (~23%)
- Kepercayaan tradisional Afrika (~15%)
Bahasa resmi adalah Bahasa Prancis (warisan kolonial). Namun bahasa lokal seperti Mooré, Dioula, dan Fulfulde juga sangat luas dipakai.
Sistem Pemerintahan
Burkina Faso secara resmi adalah Republik semi-presidensial, tetapi dalam praktiknya sering terganggu oleh kudeta militer.
- Kepala Negara: Presiden (memegang kekuasaan sebagai kepala negara, kadang juga kepala pemerintahan).
- Legislatif: Parlemen bikameral (Majelis Nasional & Senat, meski keberadaan senat sempat ditangguhkan).
- Eksekutif: Perdana Menteri ditunjuk oleh Presiden, namun dalam kondisi darurat militer sering kali sistem parlementer tidak berjalan.
- Militer sangat berpengaruh dalam politik Burkina Faso. Sejak merdeka, negara ini mengalami lebih dari 10 kali kudeta.
Aturan-Aturan Penting
- Konstitusi Burkina Faso pertama kali ditetapkan pada 1991, namun beberapa kali ditangguhkan akibat kudeta.
- Hukum syariah tidak berlaku meski mayoritas penduduk Muslim, karena negara ini sekuler.
- Wajib pendidikan dasar, tetapi angka putus sekolah masih tinggi karena keterbatasan fasilitas.
- Hak politik rakyat sering dibatasi pada masa darurat militer.
- Pada 2015, setelah kudeta gagal, Burkina Faso mencoba kembali ke jalur demokrasi, namun instabilitas tetap terjadi hingga sekarang.
Fakta Unik Burkina Faso
- Julukan “Tanah Orang Jujur” – hanya Burkina Faso yang memakai nama nasional dengan makna moral/karakter rakyatnya.
- Negara tanpa laut (landlocked). Meski begitu, negara ini punya ratusan danau kecil serta Sungai Volta.
- Ibukota Ouagadougou (dibaca: Wagadugu) – dikenal sebagai pusat budaya Afrika Barat. Kota ini menjadi tuan rumah FESPACO, festival film Afrika terbesar.
- Musik dan tari tradisional sangat kaya, terutama balafon, drum djembe, dan tarian Mossi.
- Thomas Sankara, “Che Guevara dari Afrika” – Presiden yang mengganti nama negara, mendukung kesetaraan gender, swasembada pangan, dan menolak bantuan asing. Ia dibunuh dalam kudeta 1987.
- Bahasa lokal lebih dominan daripada Prancis. Meskipun resmi pakai bahasa Prancis, mayoritas rakyat lebih sering menggunakan Mooré atau Dioula dalam keseharian.
- Kudeta berulang kali. Burkina Faso termasuk salah satu negara dengan frekuensi kudeta tertinggi di dunia (lebih dari 10 kali sejak 1960).
- Simbol nasional unik. Lagu kebangsaannya berjudul "Le Ditanyè" yang diciptakan saat Thomas Sankara berkuasa.
👉 Jadi, Burkina Faso bukan hanya negara kecil di Afrika Barat, tapi juga simbol perjuangan melawan kolonialisme dan ketidakadilan. Meski kerap diguncang kudeta, rakyatnya dikenal tangguh, ramah, dan berpegang pada identitas sebagai “tanah orang jujur.”
0 Komentar