Letusan Gunung Tambora 1815: Dentuman yang Mengguncang Dunia

 

Pada April 1815, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Indonesia, meletus dengan kekuatan luar biasa. Letusan ini bukan hanya menghancurkan kehidupan di Nusantara, tapi juga memengaruhi iklim dan pertanian global. Disebut sebagai letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah modern, peristiwa ini membawa tahun tanpa musim panas, kelaparan massal, dan perubahan sosial di berbagai belahan dunia.


Profil Gunung Tambora

  • Lokasi: Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
  • Ketinggian sebelum letusan: Sekitar 4.300 meter
  • Ketinggian setelah letusan: Menyusut menjadi ±2.851 meter
  • Tipe Gunung: Stratovolcano (gunung api kerucut)


Kronologi Letusan

Awal Aktivitas: Maret–April 1815

  • Pada 5 April 1815, terdengar dentuman keras di Pulau Sumbawa dan sekitarnya.
  • Pada 10 April, letusan utama terjadi: gunung meledak dengan suara terdengar hingga Pulau Sumatra, ribuan kilometer jauhnya.

Letusan Puncak: 10–11 April 1815

  • Ledakan memuntahkan abu vulkanik hingga lebih dari 43 kilometer ke atmosfer.
  • Awan panas dan lava menyapu wilayah sekitar.
  • Tiga kerajaan lokal — Tambora, Sanggar, dan Pekatlenyap total.
  • Tsunami dan hujan abu mencapai pulau-pulau lain seperti Lombok, Bali, dan bahkan Kalimantan.


Dampak Langsung di Nusantara

Korban Jiwa

  • Sekitar 10.000 orang tewas langsung akibat letusan dan tsunami.
  • Tambahan 82.000 jiwa tewas akibat kelaparan, penyakit, dan kekacauan pasca-letusan.
  • Total korban jiwa diperkirakan lebih dari 90.000 orang.

Kehancuran Ekosistem dan Sosial

  • Tanaman gagal panen, ternak mati, dan krisis pangan meluas.
  • Penduduk mengungsi ke pulau lain, membawa dampak sosial dan ekonomi berkepanjangan.


Dampak Global: “Tahun Tanpa Musim Panas” (1816)

Letusan Tambora mengirimkan jutaan ton abu dan sulfur dioksida ke atmosfer, menciptakan lapisan aerosol yang menutupi sinar matahari. Akibatnya:

Efek Iklim

  • Suhu global turun hingga 3°C.
  • 1816 dikenal sebagai “The Year Without a Summer” di Eropa dan Amerika.
  • Salju turun di bulan Juni di Amerika Utara, panen gagal, dan kelaparan terjadi di seluruh dunia.

Dampak Sosial Global

  • Eropa dilanda krisis pangan dan kerusuhan.
  • Wabah penyakit seperti tifus menyebar karena kelaparan dan migrasi besar-besaran.
  • Letusan ini bahkan berperan menginspirasi karya sastra, seperti lahirnya novel Frankenstein oleh Mary Shelley, yang ditulis saat musim panas terganggu cuaca ekstrem.


Signifikansi Ilmiah

  • Letusan Tambora diklasifikasikan dalam skala VEI (Volcanic Explosivity Index) sebagai VEI-7, setara dengan letusan supervolcano.
  • Volume material yang dimuntahkan mencapai 160 km³, jauh lebih besar dari letusan Krakatau 1883.
  • Tambora menjadi letusan gunung terbesar dalam sejarah tercatat umat manusia.


Warisan Sejarah

Kehancuran Kerajaan Tambora

  • Suku dan bahasa Tambora hilang dari sejarah akibat letusan.
  • Situs arkeologi peninggalan Tambora kini ditemukan terkubur di bawah abu, disebut sebagai “Pompeii of the East”.

Pembelajaran Masa Kini

  • Letusan Tambora menjadi studi penting dalam ilmu geologi, perubahan iklim, dan mitigasi bencana.
  • Pemerintah dan ilmuwan Indonesia menjadikan Tambora sebagai simbol penting dalam sejarah kebencanaan nasional.


Penutup

Letusan Gunung Tambora tahun 1815 bukan sekadar bencana lokal, melainkan tragedi global yang meninggalkan jejak panjang dalam sejarah manusia. Ia mengajarkan kita bahwa alam memiliki kekuatan dahsyat yang bisa mengubah peradaban. Dari abu Tambora, lahir kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana, ilmu pengetahuan, dan rasa hormat terhadap kekuatan bumi.

"Ketika Tambora meledak, dunia terdiam di bawah langit abu. Manusia mengingat, bumi pun mencatat."






Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun

Google www.tahukahkamu.wiki  dan Channel Telegram  

Posting Komentar

0 Komentar

Entri yang Diunggulkan